Kena Tilang Deh..

Sial.. Emang sudah sial ya sial saja..

Hari ini tadi saya punya rencana ke Tulung Agung untuk membeli bibit jamur dan mampir sekalian ke Ngadiluwih untuk beli kapur pertanian atau Dolomit. Motor sudah dalam kondisi siaga jalan, cek isi dompet, surat-surat motor, cek motor, ambil helm, berangkaat.

Perjalanan ke Tulung Agung tanpa kendala. Pulang dan seperti yang direncanakan, mampir ke toko pertanian untuk membeli dolomit seharga 10 ribu rupiah lalu lanjut perjalanan pulang.



Begitu sampai di dekat PLN Ngadiluwih yang lokasi kurang lebih 3 km dari rumah, polisi tampak sedang melakukan cek Surat2 motor plus kelengkapan. Karena sudah merasa lengkap dan sesuai EYD banget, saya pun dengan santainya melewati kerumunan polisi yang bercampur dengan mereka yang kurang lengkap.

Begitu mau melewati pak polisi, priiiiiiiiiiiiiiitt... kiri.. kiri, Siang, "Pak..Nyalakan lampu utama!!" Polisi. "lah.. bukannya uda nyala??" gumamku dalam hati. Begitu saya cek lampu depan, Wadaaww.. ternyata bukan lampu utama!! "Bisa tunjukkan surat-suratnya, Pak?" Pak Polisi. "Iya pak, bentar" aku pun turun dari motor sambil memegangi bawaan kapur sekarung dibelakang motor biar tidak jatuh.

Whuzzz... kapur sekarung saya perbaiki posisinya, karena berupa serbuk agak beterbangan ke celana si polisi. "Apa ini??!! Polisi dengan nada sedikit mbentak sambil menghindari debu-debu kapur. "Kapur pertanian, pak.. maaf lho" kikikik.. ga berani lihat muka polisi saat itu, ya apa celananya yang klimis jadi sedikit putih-putih gitu. "ahh.. baru juga kena sedikit pak, gimana kalau jadi aku" pikirku.

Surat-surat saya ambil dan tunjukkan ke polisi itu, lah dibawa ke polisi lain. "Lampu utama tidak nyala" kata polisi ke temennya. "Besok hari kamis ke.... bla.. bla... bla..." polisi sambil tangannya siap diatas kertas tilang. "Lah kok ga ditulis-tulis juga" pikirku.. ngerti lah apa maksudnya "Iya pak, sidang aja" hihihi.. baru kemudian si polisi nulis. Iseng-iseng saya tanya, "kalau diselesein disini berapa pak ya??" "empat puluh ribu" bussett.. lagi lagi si polisi berhenti nulisnya, "iya pak, ditulis saja" cetusku.

Saya lihat-lihat lagi surat itu, terus tanya polisi "Pak, kok di katang (daerah kediri) ya, kok nggak kediri kota?" polisi langsung mbentak "Lha kamu pelanggarannya dimana? Ini area kabupaten.. bla.. bla.. bla.." "Iya, pak.. saya kan cuma tanya, Pak. Saya baru disini dari Jogja saya pak, jadi kurang tau daerah sini" dengan nada lemah lembut banget, polisi jelasin lagi dengan nada pelan. "Nah gitu kan enak" pikirku.

STNK saya diganti kertas ginian

Entah berapa duit saja yang masuk kantong dia waktu itu, hampir semua orang lewat di stop gara-gara masalah yang sama, dan tanpa ampun. Saya sekilas melihat ada bapak-bapak yang langsung ngasi duit dengan bisik-bisik dan tangannya yang pegang duit di sodorkan di bawah, persis kaya orang nyuap, entah apa yang dibisiknya. "Ah.. orang kaya gitu dikasi duit, pak?" pikirku dan berlalu pulang.

Wal hasil, hari besok pun akan ku jalani sidang PERDANA dalam sejarah hidup. Sayangnya, pas banget waktunya dengan jam ngajar.. ga papa lah.. ya mau gimana lagi.. komplen ke polisi gak mungkin banget bakal diganti hari lain. yasudah lah.. Entah bagaimana hasilnya, tunggu saja, semoga besok bisa cerita di blog lagi.