Berkumpul bareng teman-teman, bekerja dengan team, atau apalah yang penting temanya kumpul-kumpul saya paling doyan, tapi kenapa mereka mesti ngajak si rokok??
Hal yang persis saya alami ketika saya masih tinggal di sebuah Pondok Pesantren di Ponorogo. Kamar yang diisi tujuh orang hanya dua yang anti rokok, saya dan teman saya dari Magetan. Jadilah setiap kali kumpul, ngobrol, asap rokok mengebul memenuhi ruang kamar. Mungkin itu sebabnya teman saya dari Magetan jarang sekali ada di kamar, ketika jam belajar dia biasanya membawa buku-bukunya di serambi masjid lalu tidur di kamar teman yang lain.
Hingga suatu hari, saya pun berpikir "Lebih baik jadi perokok AKTIF daripada cuma menjadi korban, konon seorang perokok pasif dampaknya lebih berbahaya dari orang yang merokok aktif. Mulailah setengah batang rokok saya hisap.. "Uhukk.. Uhukk.." lanjut saja... mungkin memang baru pertama ya seperti itu.
Selang sekitar dua minggu, batuk belum juga berhenti kekhawatiran pun muncul. Lalu saya periksakan ke dokter di kampung tempat tinggal karena kebetulan waktu itu sekolah sedang liburan. Tanpa penjelasan, bahkan tanpa bertanya satu pun si dokter langsung menyuruh saya agar berhenti merokok dan keluar malam. "Buset.. bisa tau gitu si dokter kalo aku merokok dan sering keluyuran malam". Mulai saat itulah saya pun kembali memutuskan untuk NO SMOKING!!
Hari ini tadi ada acara pembacaan surat al ikhlas di tempat almarhum Pak Dhe. Sudah menjadi tradisi di desa saya jika ada yang meninggal maka dibacakan surat al ikhlas. Nah, posisi saya kebetulan di dalam rumah. Begitu pembacaan selesai, sehabis memakan jamuan dari tuan rumah, tamu-tamu menghisap rokok yang juga dibagikan oleh tuan rumah. "Oh, God... saya tidak kuat asap rokok.." Meski leher terasa seperti dicekik, sebisa mungkin saya tahan sampai pulang nanti (biasanya sih kalau sudah makan-makan acara selanjutnya ya pulang). Ga perlu nunggu lama seseorang mengucapkan sholawat nabi "Allahumma sholli 'alaa Muhammad.." pertanda bubar, yang lain pun menjawab "Allahumma sholli 'alaih" sambil beranjak pulang. "Alhamdulillah.. bisa bernapas lega lagi"
Buat agan yang baca tulisan saya ini, kalau kebetulan merokok juga, maaf banget, TOLONG PERHATIKAN ORANG DISAMPING AGAN, jika orang yang disamping agan tidak merokok saya mohon untuk tidak merokok, agan tidak merasakan sakitnya jadi perokok pasif, mungkin buat agan tidak berbahaya, tapi buat orang yang disamping agan bisa jadi asapnya terlalu menyakitkan bahkan bisa sampai batuk darah karena paru-paru. Jadi mohon ditahan dulu hasrat merokoknya, atau setidaknya menjauh dulu dengan mereka yang tidak merokok.
Hal yang persis saya alami ketika saya masih tinggal di sebuah Pondok Pesantren di Ponorogo. Kamar yang diisi tujuh orang hanya dua yang anti rokok, saya dan teman saya dari Magetan. Jadilah setiap kali kumpul, ngobrol, asap rokok mengebul memenuhi ruang kamar. Mungkin itu sebabnya teman saya dari Magetan jarang sekali ada di kamar, ketika jam belajar dia biasanya membawa buku-bukunya di serambi masjid lalu tidur di kamar teman yang lain.
Hingga suatu hari, saya pun berpikir "Lebih baik jadi perokok AKTIF daripada cuma menjadi korban, konon seorang perokok pasif dampaknya lebih berbahaya dari orang yang merokok aktif. Mulailah setengah batang rokok saya hisap.. "Uhukk.. Uhukk.." lanjut saja... mungkin memang baru pertama ya seperti itu.
Selang sekitar dua minggu, batuk belum juga berhenti kekhawatiran pun muncul. Lalu saya periksakan ke dokter di kampung tempat tinggal karena kebetulan waktu itu sekolah sedang liburan. Tanpa penjelasan, bahkan tanpa bertanya satu pun si dokter langsung menyuruh saya agar berhenti merokok dan keluar malam. "Buset.. bisa tau gitu si dokter kalo aku merokok dan sering keluyuran malam". Mulai saat itulah saya pun kembali memutuskan untuk NO SMOKING!!
Hari ini tadi ada acara pembacaan surat al ikhlas di tempat almarhum Pak Dhe. Sudah menjadi tradisi di desa saya jika ada yang meninggal maka dibacakan surat al ikhlas. Nah, posisi saya kebetulan di dalam rumah. Begitu pembacaan selesai, sehabis memakan jamuan dari tuan rumah, tamu-tamu menghisap rokok yang juga dibagikan oleh tuan rumah. "Oh, God... saya tidak kuat asap rokok.." Meski leher terasa seperti dicekik, sebisa mungkin saya tahan sampai pulang nanti (biasanya sih kalau sudah makan-makan acara selanjutnya ya pulang). Ga perlu nunggu lama seseorang mengucapkan sholawat nabi "Allahumma sholli 'alaa Muhammad.." pertanda bubar, yang lain pun menjawab "Allahumma sholli 'alaih" sambil beranjak pulang. "Alhamdulillah.. bisa bernapas lega lagi"
Buat agan yang baca tulisan saya ini, kalau kebetulan merokok juga, maaf banget, TOLONG PERHATIKAN ORANG DISAMPING AGAN, jika orang yang disamping agan tidak merokok saya mohon untuk tidak merokok, agan tidak merasakan sakitnya jadi perokok pasif, mungkin buat agan tidak berbahaya, tapi buat orang yang disamping agan bisa jadi asapnya terlalu menyakitkan bahkan bisa sampai batuk darah karena paru-paru. Jadi mohon ditahan dulu hasrat merokoknya, atau setidaknya menjauh dulu dengan mereka yang tidak merokok.
0 comments:
Posting Komentar